Bos BCA Tetap Bekerja Meski Sudah Mandiri Finansial

Bos BCA Tetap Bekerja Meski Sudah Mandiri Finansial

glebderujinsky.com – Meski sudah mandiri Finansial Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja, mengungkapkan bahwa dirinya memilih untuk tetap bekerja dan tidak mengikuti konsep Financial Independence Retire Early (FIRE). Konsep FIRE memungkinkan seseorang pensiun dini setelah mencapai kemandirian finansial. Namun, Jahja menilai konsep ini tidak sejalan dengan nilai-nilai budaya Indonesia.

“Baca juga : Pelabuhan Calang Siap Jadi Pusat Ekspor Batu Bara ke India”

Dalam sebuah acara emiten talk yang diselenggarakan oleh BCA, Jahja menyatakan bahwa mengikuti gaya hidup FIRE adalah sikap egois. “Tapi itu tidak wise, Anda selfish. Jujur saja nih, sorry yang beraliran FIRE itu Anda adalah manusia-manusia selfish,” ujarnya dengan tegas. Menurutnya, dalam budaya Indonesia, setiap orang seharusnya tidak hanya fokus pada kepentingan pribadi, tetapi juga berkontribusi bagi kesejahteraan orang lain.

Jahja menjelaskan bahwa jika dirinya memilih untuk pensiun dini, ia sudah bisa melakukannya sejak lama. Saat ini, ia memiliki 34.187.785 saham BCA yang nilainya sekitar Rp 288 miliar, berdasarkan harga saham akhir pekan lalu. Dengan jumlah saham yang begitu besar, ia bisa hidup dari bunga dan surat berharga negara (SBN) tanpa perlu bekerja lagi.

Panutan bagi generasi muda

Namun, Jahja memilih untuk terus bekerja. Ia lebih memilih meneladani para pengusaha besar yang tetap berbisnis, meski sudah mencapai kebebasan finansial. Tujuannya adalah untuk membuka lebih banyak lapangan kerja dan memberikan manfaat bagi perekonomian negara. Menurutnya, langkah ini lebih bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, terutama mengingat rendahnya Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita di Indonesia.

“Anda kalau sudah merasa independen (finansial), bukan untuk pensiun, tetapi berusaha terus, coba hire orang, kasih makan orang,” jelasnya. Jahja menegaskan bahwa kontribusi kepada negara melalui lapangan pekerjaan dan aktivitas bisnis akan lebih bermakna daripada sekadar pensiun dini.

Jahja juga menambahkan bahwa seseorang bisa dianggap nasionalis jika peduli terhadap sesama dan berkontribusi pada perekonomian negara. Menurutnya, nasionalisme tidak hanya terlihat dalam perayaan hari kemerdekaan, tetapi juga dalam tindakan sehari-hari yang mendukung kemajuan bangsa. Bagi Jahja, kontribusi nyata terhadap perekonomian lebih penting daripada sekadar mencapai kemandirian finansial dan pensiun dini.

“Baca juga : Powerbank Terbaik untuk Traveling: Hindari Lowbat Saat Liburan”

Dengan prinsip-prinsip ini, Jahja Setiaatmadja menunjukkan bahwa kepedulian terhadap orang lain dan negara jauh lebih penting daripada pencapaian pribadi semata.