glebderujinsky.com – Mesin penanak nasi yang konsepnya dikembangkan oleh Matsumoto dari Toshiba, pada saat itu jepang pasca Perang Dunia II seorang Yoshitada Minami menghadapi kebangkrutan bisnis pemanas airnya. Matsumoto menawarkan proyek ini sebagai solusi sambil lalu, tanpa menyangka Yoshitada akan menerimanya dengan serius.
“Baca juga : Huawei Watch Fit 4 & Pro Rilis di RI, Ini Fitur Unggulnya”
Fumiko Minami, istri Yoshitada, menjadi otak dibalik pengujian prototipe rice cooker. Tanpa latar teknis, ia dengan tekun mencatat suhu dan hasil masakan di buku catatan anak-anaknya. “Kami menemukan catatan pengujian pukul 2-3 pagi, setelah ia menidurkan anak-anak,” kenang Aiji, putra bungsu mereka.
Seluruh keluarga terlibat dalam proses pengembangan:
- Anak-anak mencatat suhu dan mencicipi hasil
- Mereka menguji di berbagai kondisi ekstrim
- Hasil awal sering gagal – nasi gosong atau mentah
- Fumiko tetap semangat meski harus mengurus rumah dan karyawan suaminya
Yoshitada lebih banyak menghabiskan waktu sebagai entertainer tradisional Jepang. “Ayah sering berlatih menyanyi di rumah, sementara ibu menanggung semua pekerjaan,” ungkap Aiji. Fumiko menjadi tulang punggung tak terlihat dibalik kesuksesan proyek ini.
Titik terang datang ketika Yoshitada membawa prototipe final. “Ayah membangunkan kami tengah malam untuk mencoba nasi pertamanya. Rasanya luar biasa,” kata Aiji. Rice cooker pertama Toshiba lahir dari kerja keras keluarga ini.
Kesuksesan datang cepat:
- Penjualan mencapai puluhan ribu unit/bulan
- Mengubah kehidupan ibu rumah tangga Jepang
- Fumiko menerima surat terima kasih saat terbaring sakit
- “Ibu menangis, merasa telah membuat perubahan besar”
Penemuan rice cooker tidak hanya merevolusi dapur Jepang, tetapi juga:
- Membebaskan perempuan dari kerja fisik berat
- Menjadi simbol kemajuan teknologi rumah tangga
- Menginspirasi generasi penemu berikutnya
- Menjadi warisan abadi keluarga Minami
“Baca juga : SPF 30 Dan SPF 50, Ini Kata Dokter Kulit Soal Tabir Surya”
Dari kesulitan pascaperang, pasangan Minami menciptakan alat yang kini digunakan jutaan rumah di dunia. Kisah mereka membuktikan bahwa inovasi besar sering lahir dari ketekunan dan kerja keras keluarga.