glebderujinsky.com – Pendiri Telegram Pavel Durov mengungkapkan rencana pembagian warisan kepada lebih dari 100 anaknya dalam wawancara eksklusif dengan Le Point. Kekayaan senilai $13,9 miliar akan dibagi merata tanpa membedakan anak kandung maupun hasil donor sperma.
“Baca juga : Suzuki Swift 2025 Makin Laris, Tapi Tak Dijual di RI”
Detail Rencana Warisan
- Jumlah Penerima:
- 6 anak dari 3 hubungan resmi
- 100+ anak dari program donor sperma 15 tahun
- Semua mendapat hak setara
- Mekanisme Pembagian:
- Aset terkunci selama 30 tahun
- Anak-anak harus mandiri sebelum menerima warisan
- Termasuk investasi Bitcoin tahun 2013
- Alasan Kesetaraan:
“Mereka semua anak saya dan harus dapat hidup damai,” tegas Durov. Ia ingin mencegah konflik warisan seperti kasus keluarga taipan lainnya.
Konteks Kehidupan Pribadi
- Donor Sperma:
Durov menyumbangkan sperma sejak 2008 atas anjuran dokter
Menganggapnya sebagai “kontribusi sosial” - Proteksi Keluarga:
“Pekerjaan saya berisiko tinggi dengan banyak musuh,” jelasnya tentang alasan baru menulis wasiat
Profil Kekayaan
Aset | Nilai | Keterangan |
---|---|---|
Telegram | $13.9B | Valuasi teoritis |
Bitcoin | – | Dibeli 2013 |
Aset Likuid | Terbatas | Non-Telegram |
Kontroversi Hukum
Durov membantah tuduhan Prancis tentang:
✔ Pencucian uang via Telegram
✔ Penyebaran konten ilegal
“Platform netral tak bisa disalahkan,” bantahnya.
Pandangan Ke Depan
- Telegram akan tetap independen
- Warisan terenkripsi untuk keamanan
- Anak-anak didorong berkarir mandiri
“Baca juga : Veda Pratama Harumkan Nama Indonesia di MotoGP Mugello”
Pakar hukum warisan Geneva Lovelock menyebut skema ini “revolusioner namun berisiko sengketa”. Masyarakat dapat memantau perkembangan melalui pengadilan Swiss tempat wasiat disimpan.
Langkah Durov menyiapkan warisan untuk semua anak biologisnya, tanpa membedakan asal-usul mereka, mencerminkan pandangan progresif tentang tanggung jawab moral dan sosial seorang tokoh teknologi. Ini juga memperlihatkan pendekatan uniknya terhadap warisan kekayaan dalam dunia digital yang semakin kompleks.
Ke depan, keputusan Pendiri Telegram ini bisa menjadi diskusi penting dalam isu etika warisan, peran teknologi dalam reproduksi, dan bagaimana miliarder mengatur transisi nilai dan kekayaan lintas generasi.