Ekonomi

Rupiah Melemah ke Rp16.595 per Dolar AS, Apa Penyebabnya?

glebderujinsky.com – Rupiah Melemah ke Rp16.595 per Dolar AS turun 141 poin atau 0,86 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menetapkan rupiah pada Rp16.575 per dolar AS di perdagangan sore hari.

“Baca juga : Shopee Big Ramadan Sale 2025 Dukung UMKM”

Pelemahan ini terjadi seiring dengan tren negatif di pasar mata uang Asia dan global.

Mata Uang Asia dan Global Turun Bersama

Di Asia mayoritas mengalami penurunan:

  • Baht Thailand melemah 0,26 persen
  • Yuan China turun 0,02 persen
  • Peso Filipina melemah 0,15 persen
  • Yen Jepang turun 0,19 persen
  • Ringgit Malaysia turun 0,47 persen

Negara maju juga mengalami tekanan:

  • Poundsterling Inggris melemah 0,16 persen
  • Euro Eropa turun 0,12 persen
  • Franc Swiss turun 0,18 persen

Penyebab Melemahnya Rupiah

Menurut Analis Pasar Keuangan Ariston Tjendra, ada beberapa faktor utama yang menyebabkan rupiah melemah.

  1. Kebijakan Tarif Impor AS
    • Presiden AS, Donald Trump, berencana menaikkan tarif impor.
    • Kebijakan ini membuat pasar khawatir akan dampak negatif terhadap perdagangan global.
    • Investor lebih memilih aset aman seperti dolar AS, menyebabkan rupiah tertekan.
  2. Data PDB AS Meningkat
    • Komponen harga dalam data Produk Domestik Bruto (PDB) AS menunjukkan kenaikan dari 1,9 persen menjadi 2,7 persen.
    • Hal ini mengindikasikan adanya tekanan inflasi di AS.
  3. Penundaan Pemangkasan Suku Bunga oleh The Fed
    • Dengan inflasi yang masih tinggi, bank sentral AS (The Fed) kemungkinan menunda pemangkasan suku bunga.
    • Kebijakan ini membuat dolar AS semakin kuat, sementara mata uang lain, termasuk rupiah, semakin melemah.

Dampak bagi Ekonomi Indonesia

Pelemahan rupiah bisa berdampak pada beberapa sektor ekonomi:

  • Harga Barang Impor Naik
    • Produk impor seperti elektronik, bahan baku industri, dan barang konsumsi akan lebih mahal.
  • Inflasi Berpotensi Meningkat
    • Biaya produksi yang lebih tinggi dapat mendorong kenaikan harga barang di pasar.
  • Utang Luar Negeri Meningkat
    • Pemerintah dan perusahaan yang memiliki utang dalam dolar AS harus membayar lebih mahal.

Kesimpulan

Rupiah melemah hingga Rp16.595 per dolar AS akibat kekhawatiran pasar terhadap kebijakan ekonomi AS dan potensi penundaan pemangkasan suku bunga oleh The Fed.

Tren ini juga terjadi di mata uang Asia dan global, yang menunjukkan bahwa pasar sedang mengalami ketidakstabilan.

“Baca juga : Antrean Panjang di SPBU Shell, hilangnya Kepercayaan Publik?”

Ke depan, investor dan pelaku bisnis perlu mencermati kebijakan moneter global agar bisa mengantisipasi dampak dari pergerakan nilai tukar ini.

beniss

Share
Published by
beniss

Recent Posts

Xiaomi Luncurkan AC Pertama di Indonesia, Ini Harganya

glebderujinsky.com - AC Pertama di Indonesia yaitu Mijia Air Conditioner Pro Eco yang diluncurkan secara…

10 hours ago

Google Bayar Rp 193 Miliar untuk Pemburu “Kutu” Keamanan

glebderujinsky.com - Google Bayar Rp 193 Miliar untuk 660 bug hunter pada tahun 2024, Dana…

20 hours ago

Rusia Tangkap 430 Tentara Ukraina di Kursk

glebderujinsky.com - Tentara Ukraina di Kursk telah ditangkap oleh Rusia sebanyak 430 tentara, Penangkapan ini…

2 days ago

Rekomendasi Makanan Kucing Tua untuk Kesehatan dan Kekuatan

glebderujinsky.com - Makanan Kucing Tua harus dipilih dengan sangat teliti kandungannya, dengan memilih pakan yang…

4 days ago

Tunjangan PHK Resmi Berlaku: 6 Bulan hingga 60% Gaji

glebderujinsky.com - 6 Bulan hingga 60% Gaji kini bisa mendapatkan dukungan penghasilan melalui Jaminan Kehilangan…

5 days ago

Fungsi Penting Tombol di Samping Tuas Transmisi Matic

glebderujinsky.com - Fungsi Penting Tombol yang harus dipahami bagi pengemudi mobil transmisi matic yaitu tombol…

6 days ago